Meme "Jokowi King Lip of Service", Satire dan Komedi Politik ala Anak Muda (2024)

Ilmu Sosbud

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihat foto

Sepekan terakhir masyarakat tengah dihebohkan oleh bererdarnya surat pemanggilan dari Rektorat UI kepada para pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), sebagai respond atas unggahan meme yang menuliskan “Jokowi King Lip of Service”. Julukan ini merupakan bentuk satire terhadap sikap Jokowi yang dianggap plin plan dan omongannya yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bagi beberapa pihak pemanggilan ini dinilai berlebihan mengingat dalam negara demokrasi, hukum telah hadir sebagai jaminan untuk melindungi kebebasan bereksrekspresi bagi setiap warganya. Selain itu, respond rektorat UI juga dinilai sebagai bentuk represi dari kampus terhadap sikap kritis mahasiswanya.

Kini meme telah menjelma menjadi bagian dari product communication of culture masyarakat. Perkembangan meme culture, menunjukkan bagaiamana salah satu representasi dari budaya populer ini tengah digandrungi oleh masyarakat, khususnya dari kalangan di rentang usia muda yang memang tercat sebagi pengguna aktif jagat dunia sosial. Hal ini didasarkan dari Laporan Statista yang mencatat bahwa pengguna media sosial Indonesia tahun 2020 didominasi oleh pengguna berusia 25-34 tahun dan disusul oleh pengguna berusia 18-24 tahun. (Mutia dalam Katadata.id, 2020).

Perkembangannya yang massif ini ditunjang oleh system dunia yang sudah sejak lama mendorong terciptanya Network society. Network Society adalah suatu trem yang sederhana, seperti struktur sosial berdasarkan jejaring yang dioperasikan melalui teknologi informasi dan komunikasi (Pandu, dkk , 2019). Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia yang beralih dan dialihkan menuju system yang serba digital, salah satunya melalui kepemilikan bakun-akun media sosial setiap individu. Kehidupan network society inilah yang telah membuat suatu konten digital mudah menarik fokus masyarakat pengguna media sosial dalam waktu yang bersamaan terhadap product dari konten-konten digital yang viral.

Isitilah meme sendiri pertama kali dicetuskan dan dipopulerkan oleh Richard Dawkins dalam bukunya yang berjudul The Sefish Gene (1976). Kata meme merupakan perluasan dari istilah biologis dalam konsep Dawkins yang kemudian dipakai dan difungsikan sebagai ungkapan untuk menunjuk gejala umum Menurut Brunello konsep pada meme biasanya menampilkan kombinasi antara gambar foto slide dan teks bernada satire serta ditujukan untuk merespon suatu isu yang sedang menjadi perbincangan dalam diskursus sosial yang idenya diimitasi, disebarkan, dan dimediasi dari orang ke orang, lewat interaksi atau pembicaraan, baik melalui medium analog maupun digital (Brunello, 2012).

Meme beroperasi dengan memanfaatkan new media atau media baru yaitu internet. Dalam fenomena meme culture, internet dilihat sebagai salah satu locus politica atau tempat untuk mengulas tema-tema politik, bahkan menjadi “panggung” bagi kontestasi politik itu sendiri. Internet telah menjadi media baru yang terbuka dan menjadi locus penting yang membentuk serta mempengaruhi iklim politik Negara. Seperti halnya dalam kasus meme Jokowi King Lip of Service, bentuk memenya tak dapat dilihat sekedar sebagai seni, melainkan juga strategi virtual dalam satire politik anak muda yang berintelektual dalam upaya turut ikut serta mengawal politik Negara.

Dalam Oxford Dictionary Satire adalah penggabungan antara unsur ironi dan sarkasme, yang biasanya dikemas dalam bentuk humor serta memiliki tujuan dalam mengekspose dan mengkritik kesalahan orang, Maka dari itu menurut berger satire selalu mempunyai fungsi kritik sosial (Berger, 1997). Meme politik melepaskan diri dari apa yang secara formal diyakini sebagai budaya politik dan bahkan justru berupaya membalik kesopan-santunan dan segala protokol pesan politik. Kesopanan dibuang jauh dan diganti bukan saja oleh sesuatu yang serba terus-terang, tapi juga secara komedi memainkan ironi dan menghasilkan pesan yang satire. Menurut Hasan Humor yang terkandung di dalam meme menjadi salah satu ukuran penting seberapa jauh masyarakat mampu menghimpun kesadaran kritis terutama dalam tema-tema politik (Hasan, 1981). Strategi paradoksial yang diangkat dalam meme merupakan hal penting yang mendasari meme sebagai medium dalam menyampaikan pesan-pesan politik.

Jikadilihat melalui kajian sosiologi kebudayaan, meme merupakan busya komunikasi masa yang didalamnya mengandung makna. Makna dari kebudayaan sendiri selalu diperantarai oleh bahasa untuk dibagikan kepada setiap anggota kebudayaan. Struat Hall mengemukakan pentingnya representasi sebagai sarana komunikasi dan interaksi sosial, bahkan ia menegaskan representasi sebagai kebutuhan dasar komunikasi yang tanpanya manusia tidak dapat berinteraksi. Lebih jauh mengenai representasi Hall mengembangkannya dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan semiotik dan pendekatan diskursus. Pemikiran ini memiripkan wujudnya dengan konsep encoding dan decoding yang ditelurkan Hall dalam pengkajian media. Encoding adalah bagaimana informasi dikemas oleh sang penutur (pemroduksi informasi), sedangkan decoding adalah bagaimana pengonsumsi informasi merekonstruksi informasti tersebut (Storey, 2006: 11-12).

Dalam pandangan Hall Meme Jokowi King Lip of Service yang dibuat dan diunggah oleh akun instagram official BEM UI ini merupakan Encoding, sedangkan pesan dari meme tersebut yang dimaknai oleh para pembacanya di media sosial dikategorikan sebagai decoding. Satire yang terkandung dalam teks pada meme tersebut dapat dianalisis lebih jauh menggunakan pendekatan semiotika Hall yang pemikirannya diteruskan oleh penerusnya yaitu Ferdinan de Saussure mengenai tanda (singfed) dan penanda (signifier). Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan atau perasaan, sedangkan penanda adalah makna atau pemaknaan yang terbangun atas penanda yang disimbolkan melalui gambar, dan teks.

Pada meme yang tengah viral itu digambarkan bagaimana Presiden Jokowidodo yang memakai jas tengah berada di mimbar menghadap pengeras suara dipakaikan mahkota dengan latar berwarna biru dongker dengan kombinasi sedikit warna ungu di dalam gambar bibir yang melingkari foto presiden, dibagian atas gambar disertai teks Jokowi King Lip of service. Mahkota yang digambarkan sebagai symbol raja, sedangkan bibir adalah symbol dari sifat pembual dan mimbar beserta pengeras suara merupakaan gambaran bagaimana presiden yang sering mengungkapkan banyak hal yang tidak sesuai dengan yang dibicarakan di depan public. Kumpulan symbol ini merupakan tanda (singfed), begitu meme ini dipublish ke public melalui akun media sosial instagram BEM UI maka para pembacanya akan memaknai tanda tersebut sesuai dengan pemaknaannya masing-masing yang dipengaruhi oleh keterangan dalam caption dalam unggahan tersebut atau penanda (signifier). Dari sini kita bias melihat bagaimana ide atau pesan-pesan politik yang terkandung di dalam meme di konstruksikan melalui symbol.

Meme dan satire politik kini tengah menjadi media baru anak muda untuk ikut andil dalam menciptakan iklim politik yang sehat. Meme culture menjelma menjadi budaya populer yang mempengaruhi pola komunikasi massa dalam menanggapi isu atau masalah politik ala anak muda. Kritik tajam yang terkandung dalam meme menjadi sulit disentuh oleh hukum melalui teks yang satire. Makna dalam kalimat satire tentu akan memiliki pemaknaan yang tidak pasti, karena setiap orang akan memiliki penafsiran makna yang berbeda terhadapanya. Sejatinya meme adalah salah satu bentuk ekspresi, dan di Negara yang menjamin kebebasan berpendapat, berserikat, dan berekpresi tentu hal-hal setingkat meme tidak perlu dihalangi oleh apapun. Respond dari rektorat UI menjadi wajar jika dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan oleh banyak pihak. Hal ini menunjukan bagaimana kampus sebagai lingkungan akademik yang seharusnya menjadi tempat untuk memproduksi kebudayaan dan akal sehat justru mengalami kemunduran karena mengungkung pikiran mahasiswanya. Melalui sikap rektorat UI, kampus seolah terjebak dalam sikap yang tendensius dengan penguasa.

Sebagai penutup, kasus ini mengingatkan penulis pada sebuh cuitan twitter dari novelis muda yang tulisannya digandrungi anak remaja yaitu Boy Candra. Kali ini cuitannya cukup membekas di kepala karena tak lagi membahas perihal cinta dengan segala hal hal yang membosankan tentangnya, kali ini secara lantang dia menulis “Status mahasiswamu itu berat. Diam dinilai apatis. Bersuara dibilang sok kritis, disuruh belajar saja dan kuliah yang betul. Lebih berat lagi kalau tetap mau memilih kritis lawannya bukan hanya negara tapi dosenmu juga. Sudah uang kuliah mahal, kebebasan berfikirmu juga dibegal. Sungguh Sial!”

HALAMAN :

  1. 1
  2. 2

LIHAT SEMUA

Mohon tunggu...


Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

Beri Komentar

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

` } }) document.querySelector('.video-box-thumb').innerHTML = html_video_rec_thumb; } } } let description = document.querySelector('meta[name="description"]').content let keywords = document.querySelector('meta[name="content_tags"]').content let title = document.getElementsByTagName("title")[0].textContent; let data = { "title": title, "description": description, "keywords": keywords, "page_id": "60e194c315251030f7740794", "current_url": "https://www.kompasiana.com/ratu17263/60e194c315251030f7740794/meme-jokowi-king-lip-of-service-satire-dan-komedi-politik-ala-anak-muda", } let data_kgnow_token = { "url": "https://apis.kompas.com/api/widget/video", "Authorization": "Bearer eyJpdiI6ImhyUXB1T0dKZnJabExYbzk5SlNTMkE9PSIsInZhbHVlIjoieUZ1NlVvVDUxOHRNQ2Z2bTE2ejBoZz09IiwibWFjIjoiYWZiYzQzNTk1NTFmODMxY2IyZTBmY2E4ODYyNWQ0YjU5N2VkOTgzNmVlNjU5ZmQ4MmI1YWJmZjU2Nzg4NGVhOSJ9", } rvJixie.open("POST", "https://apis.kompas.com/api/widget/video", true); rvJixie.setRequestHeader('Authorization', data_kgnow_token.Authorization); rvJixie.setRequestHeader('Content-Type', 'application/json'); rvJixie.send(JSON.stringify(data)); } getVideo(); function dateFormatJixie(value) { const monthText = ['Januari', 'Februari', 'Maret', 'April', 'Mei', 'Juni', 'Juli', 'Agustus', 'September', 'Oktober', 'November', 'Desember']; if (value) { const dateJixie = new Date(value); return dateJixie.getDate() + ' ' + monthText[dateJixie.getMonth()] + ' ' + dateJixie.getFullYear(); } else { return ""; } } function timeFormatJixie(value) { if (value) { const timeJixie = value.split(':'); if (timeJixie[0] == '00') { return timeJixie[1] + ':' + timeJixie[2]; } else { return value; } } else { return ""; } } function timeSince (value) { console.log("sini",value) if (typeof value !== 'object') { date = new Date(value); } var seconds = Math.floor((new Date() - date) / 1000); var intervalType; var interval = Math.floor(seconds / 31536000); if (interval >= 1) { intervalType = 'tahun yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 2592000); if (interval >= 1) { intervalType = 'bulan yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 86400); if (interval >= 1) { intervalType = 'hari yang lalu'; } else { interval = Math.floor(seconds / 3600); if (interval >= 1) { intervalType = "jam yang lalu"; } else { interval = Math.floor(seconds / 60); if (interval >= 1) { intervalType = "menit yang lalu"; } else { interval = seconds; intervalType = "detik yang lalu"; } } } } } return interval + ' ' + intervalType; }

Meme "Jokowi King Lip of Service", Satire dan Komedi Politik ala Anak Muda (2024)

References

Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Horacio Brakus JD

Last Updated:

Views: 6178

Rating: 4 / 5 (51 voted)

Reviews: 82% of readers found this page helpful

Author information

Name: Horacio Brakus JD

Birthday: 1999-08-21

Address: Apt. 524 43384 Minnie Prairie, South Edda, MA 62804

Phone: +5931039998219

Job: Sales Strategist

Hobby: Sculling, Kitesurfing, Orienteering, Painting, Computer programming, Creative writing, Scuba diving

Introduction: My name is Horacio Brakus JD, I am a lively, splendid, jolly, vivacious, vast, cheerful, agreeable person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.